Selasa, 27 November 2012

Poligami

Somehow, lagi iseng baca timeline di twitter, kepikiran buat ngeblog pendapat pribadi tentang poligami. Ada yang belom tau apa itu? Pengertiannya adalah merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu istri. Kasarnya, udah punya bini satu, tapi masih mau cari yang lainnya, dengan berbagai alasan. *satu aja gak habis padahal udah digigit, disedot, dikunyah segala*

Mau coba iseng bahas mengenai pandangan awam gue. Perspektif dari pribadi, yang beragama Muslim. Ada 2 alasan utama seorang pria melakukan poligami, yang sering terdengar dipermukaan:

1. Mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW.
Nabi Muhammad SAW merupakan tokoh panutan umat Islam, dan kami mengakuinya sebagai nabi terakhir, hal itu terlihat di 2 kalimat syahadat, gak perlu diragukan. Jadi wajar kalo apa yang beliau anjurkan, terkadang disebut Sunah Nabi. Beliau pula yang menjalankan "perintah" di Al-Quran, surat An-Nisa: "Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yatim (bilamana kamu menikahinya), maka nikahilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (nikahilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki". Beliau selama 28 tahun menikah hanya dengan 1 perempuan, Khadijah. Setelah sang istri meninggal, barulah beliau menikah dengan beberapa wanita. Tapi patut diingat, saat itu beliau menikahi janda tua yang ditinggal meninggal suaminya, dengan tujuan untuk meninggi-kan derajat mereka. Pada jaman tersebut, diskriminasi gender sangat kentara. Kalo dibanding sama banyak kasus poligami yang marak terjadi, lucu kalo alasan ini di utarakan. Wong yang dinikahi itu wanita yang lebih muda (seenggaknya dari istri pertama) dan lebih cakep (ya ini sih subjektif pandangan gue aja. *dan mungkin si suami tersebut*). IMO, kalo emang mau ikutin jejak Nabi Besar Muhammad SAW, ya samain-lah, jangan setengah-setengah.

2. "Daripada zina dan selingkuh??"
Gue akuin, SEMUA cowok di dunia ini, sebagian besar otaknya berisi bebagai macam hal tentang seks. Gak usah menyangkal. Dulu pernah ngobrol sama salah satu temen, yang dari SMP tergabung di organisasi agama Islam di sekolah, dia nikah cepet, padahal baru aja lulus kuliah. Gue tanya: "Koq elo berani banget nikah? Gimana ngempanin anak orang?", dia jawab: "Kalo udah nikah, rejeki mah ngalir Gol, lancar.". Karna jawabannya gak masuk logika, gue tanya lagi: "Logika-nya dimana, kalo nikah rejeki ngalir?". Dia senyum, terus bilang: "Gol, cowok itu diotaknya kebanyakan isinya begituan. Nah, gue nikah biar otak isinya gak gitu doang, karna udah punya istri yang siap ngeladenin urusan itu. Jadi gue bisa fokus kerja cari uang, kejar rejeki.". Logika yang sangat masuk akal. Nah, disaat sudah memutuskan untuk menikah, harusnya udah siap sama segala konsekuensi-nya. Apa aja? Salah satu-nya adalah setia kepada pasangan, gak selingkuh. Kalo emang gak siap, ya jangan nikah dulu, kan simpel sebenernya. Zina itu di Islam kalo "berhubungan" dengan bukan muhrim, misal dengan pacar (belom menikah), atau dengan wanita lain selain istri (buat yg sudah menikah). Jadi lucu, disaat "aturan" beragama justru jadi blunder dan justifikasi buat melakukan sesuatu yang sebenernya "salah". Maksudnya? Zina itu haram. Tapi bisa dipelintir sedemikian rupa biar jadi halal. Gituan sama pacar, haram. Begitu menikah, jadi halal. Gituan sama cewek lain disaat udah punya istri, haram. Begitu itu cewek dinikahin, jadi halal. Ditambah lagi, di Islam ada yang namanya Nikah Siri. Semua syarat menikah (secara agama) sudah terpenuhi, saksi, ijab kabul, dll, cuma gak tercatat di negara. Makin semrawut deh "aturan" agama dipelintir sama banyak orang buat keuntungan pribadi. Ada salah satu entertainer tersohor, yang nikah siri dengan wanita yang lebih cantik (menurut gue) daripada istrinya. Dia berdalih "Kami tidak melakukan zina, kami sudah menikah". What theeee..??!! Padahal istrinya gak tau kalo dia menikah lagi, jadi nikah siri-nya ngumpet dari istri pertama. IMO, gentle dong jadi laki, jangan cemen gitu.

Dari 2 alasan tersebut, terlihat jelas bahwa agama dijadikan tameng bagi para poligami-ers. Ngikutin jejak Nabi? Jadi itungannya poligami itu melakukan ibadah? Ya jangan tanggung-tanggung, cari istri kedua sampe keempat emang janda diatas umur 40 taun. Mau? *Hiiiiii.. gituan-nya juga (mungkin) udah gak enak looohh.. Mana harus biaya-in hidupnya pulaaaa.. Hiiiii..*
Kalo emang gak siap untuk menanggung konsekuensi setia hanya pada satu wanita, ya gak usah nikah dulu-lah. Lucu cuma karna urusan birahi, jadi "menurunkan" makna dari sebuah pernikahan. Gak mau zina? Ya menikah. Gak mau selingkuh? Ya poligami. Pemikiran model apa ini? *Penghulu jadi pekerjaan impian banyak orang, karna pasti kaya banget.. Mau jadi pengusaha?? Kalah duitnyaaaa..*

Sebenernya berpendapat begini juga karna ngeliat, jaman-nya udah beda, disaat poligami dilakukan jaman baheula, lelaki punya "kedudukan" lebih tinggi daripada wanita. IMO, mereka semakin menancapkan kuku, yang seolah ngomong: "Udaaaahhh.. Elo semua wanita pada nurut aje sama kita para lelaki". Sekarang? Udah gak gitu lagi, udah gak ada diskriminasi gender. Punya bos cewek dikantor? Indonesia punya Presiden wanita? Ada. Nah lo para lelakiiii.. Bersiap menghadapi banyak "tantangan", mana tau, dirumah ternyata istri yang punya "kekuatan" lebih, dan berniat poliandri? Jeng.. Jeng.. Jeng.. *tatapan panik di sinetron* *zoom in zoom out*

Dari semua pendapat diatas, gue pribadi menilai poligami dengan alasan-alasan agama itu omong kosong. Cuma tameng, cari pembenaran untuk sesuatu yang ditutupin. Kan sebenernya gampang, kalo ditanya, "Koq elo poligami sih?", jawab aja: "Iya nih, istri gue udah gendut, gituannya udah gak enak", atau "Ya masa' cuma sama satu orang terus seumur hidup, sekali-sekali cobainlah sensasi 3-some.", atau "Nafsu gue gede Bro, kasian bini gak bisa ngimbangin, jadi mau gak mau harus punya lagi". Kalo jawabnya begitu, RESPEK gue gede buat para poligami-ers, karna gak munafik. *ceritain dong, seru kagak? #eeeaaaa*

Kalo ditanya, setuju atau enggak, gue akan jawab:
ENGGAK SETUJU POLIGAMI KALO ALASANNYA AGAMA ATAU IBADAH.

Kalo misalnya ada yang baca, ternyata pelaku poligami, kerabatnya poligami, atau pro-pologami, cuma bisa bilang, silahkan kalo emang masih mau melakukan hal tersebut. Hidup itu bebas. Mau poligami, silahkan. Mau anti-poligami silahkan. Asal gak ganggu ketertiban umum, gak melanggar hukum. Toh gak ada untungnya juga buat gue, gak ada ngaruhnya. *iseng banget paragraf ini, hahaha*

Dalam menjalani kehidupan, salah satu prinsip gue adalah memposisikan diri di tempat orang lain. Contoh, bakal sebisa mungkin berbuat positif ke-orang, karna mungkin suatu saat gue yang ada dalam posisi membutuhkan perbuatan positif dari orang lain. Atau, berusaha gak mau berbuat negatif ke-orang, karna suatu saat gak mau orang lain berbuat hal negatif ke gue.

Dalam hal ini, gue gak mau berbuat poligami, karna memposisikan diri sebagai seorang wanita yang "di madu", yoi, para istri pertama dalam menerima istri kedua. Istri kedua dalam menerima istri ketiga, dan seterusnya. Gue membayangkan, kalo Dewa melakukan poliandri, dia menikah lagi dengan 1-2 pria lain. Hari ini dia ML sama gue, terus besoknya: "Bun, aku ke rumah si X (suami kedua) dulu ya, kamu tolong urus Adia ya dirumah". "Kamu ngapain sih ke rumah si X? Disini aja kenapa sama aku?". Dewa jawab: "Ya aku mau ML juga-lah sama dia, kan aku sebagai pelaku poliandri harus adil ke semua suami!!".

Ya ampuuunn.. Serem. Mudah-mudahan hal tersebut gak terjadi di keluarga gue, dan juga keluarga elo semua. NGERI.

NB: Tulisan ini bukan ajakan, cuma pendapat. Life is Beautiful, nikmatin aja sesuai ke-pengen-an elo, bodo amat apa kata orang. Para poligami-ers, bodo amat-in aja tulisan ini ya. Cheeeerrrss.. *angkat gelas* *gelas bandrek*

Minggu, 18 November 2012

New Parent Academy

Berawal dari ngobrol-ngobrol sama temen, mengenai ide bisnis. Ada 1 temen yang bisa dibilang "kawakan" sebagai pengusaha (karna udah dari kuliah punya duit sendiri), nyeletuk: "Mending bikin sekolah aja, gila sekarang harga sekolah naik terus tiap tahun. PAUD aja udah bertebaran sekarang, sekolah buat anak semua, koq gak ada sekolah buat orang tua ya?".

Saat itu cuma sekilas aja di depan teman-teman yang lain. Tapi somehow, koq gue berpikir.. "Oh iya, bener juga ya?".

Kenapa berpikir begitu, karna waktu Dewa hamil Adia, kami berdua sama sekali GAK TAU APA-APA mengenai BAGAIMANA MENJADI ORANGTUA. Banyak info yang berseliweran. Info yang bener maupun gak bener. Terutama info "warisan" dari orangtua. Yang tentu ada beberapa telah berbeda dengan keadaan sekarang.

Yang kami lakukan adalah ngejar seminar kesana-kemari, untuk mendapatkan info yang benar. Info mengenai mitos Ibu hamil, kesehatan Ibu dan kandungan, memilih dokter/RS yang tepat, mempersiapkan kelahiran, pemberian ASIX, cara mengurus bayi, bahkan sampai seminar mengenai persiapan finansial setelah anak lahir. Output dari mengikuti seminar-seminar tersebut adalah tingkat kesiapan kami sebagai orangtua meningkat drastis. Yes, malah bisa dibilang sangat drastis. Karna disitu kami mendapatkan ilmu yang benar dan bermanfaat dari ahlinya langsung.

Balik ke ide awal, kalo di gabungin antara pengalaman gue-Dewa pribadi, dan celetukan teman tersebut.. Timbul pemikiran.. "Kalo seminar-seminar tersebut dapat digabung menjadi suatu kurikulum, yang menimbulkan output 'Calon Orang Tua Hebat', pasti akan sangat bermanfaat bagi banyak orang dan menumbuhkan banyak 'Keluarga Hebat' di Indonesia". Sekolah untuk (calon) orang tua, dan kami menyebutnya dengan NEW PARENT ACADEMY.

Tujuan awalnya jelas, untuk memfasilitasi berbagai pertanyaan yang berkecambuk di kepala pasangan (calon) orang tua baru, sehingga mereka mendapatkan info yang jelas langsung dari ahlinya, bukan info yang dikategorikan sebagai "katanya". Konsep yang berkaca dari perguruan tinggi setingkat akademi, dimana para murid mendapatkan ilmu di kelas dari pengajar yang berpengalaman, dalam beberapa kali pertemuan, mensimulasikan dalam bentuk praktek (atau praktikum), sehingga saat lulus telah mempunyai bekal dan siap untuk menghadapi dunia sebenernya. Dalam hal ini, dunia parenting. One stop knowledge about parenting world.

Banyak yang bilang "Aahh.. Jadi orangtua mah alami aja, nanti juga bisa sendiri" pasti kan? Ya gak papa kalo emang berpikir seperti itu, bisa dibilang emang udah siap jadi orangtua baru. Tapi banyak juga pasangan yang seperti gue-Dewa dulu, yang berusaha cari informasi sebanyak-banyaknya, sehingga saat anak lahiran, udah punya bekal yang cukup untuk menghadapi kemungkinan yang akan terjadi, memberikan yang terbaik untuk sang buah hati, dan tentu saja menjadi ORANGTUA HEBAT..

Please welcome.. A breakthrough concept about parenting world.. NEW PARENT ACADEMY..


NB: Please follow @NParentAcademy or email us newparentacademy@gmail.com for more info. First class will be held in early 2013, prepare to join us and be a great parent.

Selasa, 13 November 2012

Weaning with love.

Kemaren Dewa baru aja bikin newblogpost tentang "Finally, Our Weaning With Love" .Tulisan yang menurut gue bagus banget.. Terbukti dari banyaknya respon positif. Tapi emang proses itu cuma mereka berdua doang yang bisa ngalamin. Coba cerita dari kacamata sendiri.. *ini gak akan sesedih kalo baca blog-nya Dewa, jadi simpan air matamu!!* *jad nyolot gini punya tulisan lebih jelek*

Dari awal ngasih ASIX, Dewa udah ngomong: "Bun, aku mau ngasih hak-nya Adia, pengen nyusuin dia sampe 2 tahun". Sebagai suami takut istri, nurut-nurut aja, yang gue lakuin cuma ngebantu doi buat menjalankan misi-nya tersebut. Mungkin pernah ada yang baca blog gue yang judulnya "ASI Eksklusif", disitu diceritain semua masalah selama menyusui dan cara kami menghadapinya. *postingan yang masuk di blog-nya ID_AyahASI, entah siapa yang masukin tulisan gak berkualitas kayak gitu kesana*

3 bulan pertama, pas Dewa masih dapet jatah cuti, pagi-siang-sore adalah waktunya Adia nenen langsung dari Ibunya. Malem istri istirahat, gantian gue yang bangun, buat nyendokin kalo Adia haus. Berat begadang gitu? Ya jelas, wong besoknya udah kerja lagi. Tapi yang ada dalam pikiran, "Dewa pasti lebih capek seharian full ngurus Adia", jadi pikiran ngantuk, capek, dll, lewat semua. Seperti yang udah gue sering bilang.. Wong bikinnya bedua koq, ya ngurus bedua juga-lah.. *kecuali kalo elo c#li di wc, terus kecoak disana pada manggil "Papa.. Papa..", nah, elu urus sendiri dah tuh* #taelah

3-6 bulan, Dewa udah masuk kerja lagi, gantian gue yang urusin Adia, pagi sampe sore. Seminggu sebelum masuk kerja, kami udah belajarin Adia buat mau pake dot. Busyet, awalnya susah bener, sampe Dewa ngumpet-ngumpet biar gak keliatan dan sampe nangis. Tapi karna mungkin udah kebawa lapar-haus (dan gonta-ganti "puting" di dot), sekitar 2 minggu "belajar" ngedot, akhirnya mau juga. 1-3 hari awal udah jago ngedot, sempet bingung puting. Cara ngakalinnya, Dewa telanjang bulet di kamar pas mau nenenin, skin-to-skin (abis Adia bobo, gak gue bolehin pake baju lagi, #eeeaaaa). Alhamdulillah lancar. Dewa gak ada ya pake dot, Dewa ada langsung nenen. Ada beberapa orang yang bilang "jangan pake dot", takut bingung puting. Menurut gue, PASTI bayi bingung puting kalo pake dot. Cuma kalo elo orangtua yang banyak akal, pasti beres koq masalah ini. Gue gak pake cara nyendokin, misalnya. Kadang kalo nyendokin, tangan Adia suka gerak, jadi tumpah dan gak maksimal dapetnya. Kadang gue suka gak sabar kalo nyendokin, bukan masalah basah dan tumpah kemana-kemana, tapi lebih ke "sayang itu susu dibuang-buang" (Padang bangetlah pokoknya alasannya). Gue aja gak sabar, bayangin kalo yang nyendokin itu kakek/neneknya (yang mungkin tenaga udah menurun, jadi kesabaran juga udah sebagus kita), atau bahkan ART/babysitter, yang gak punya tanggung jawab moral ke anak, gak kebayang deh itu ASIP bakal kebuang.

6-12 bulan, ASIX udah lewat, kalo kata para mahmud caem, anaknya udah lulus S1 ASI. Masuk ke tahap MPASI, makanan pendamping air susu ibu. Di masa ini, Adia udah mulai dikenalin dengan makanan. Mulai dari makanan yang di encerin pake blender, bubur, nasi halus model nasi tim. Masa yang menyenangkan, karna Adia lagi lucu-lucu-nya dengan pipi temben. Biasanya Dewa dari malem udah nyiapin bahan-bahan yang akan diblender, atau udah masukin semua bahan ke slow cooker sebelum berangkat ngantor. Jadi gue tinggal terima jadi dan nyuapin. ASIP tetep gue kasih via dot, sama kayak di masa 3-6 bulan, biar gak bingung puting, Dewa pulang kerja selalu nenenin Adia, kalo tengah malem kebangun, juga tetep nenenin. Jadi tiap pulang kantor, Dewa selalu bawa "oleh-oleh" ASIP beberapa botol, untuk di stok di kulkas. Gila juga perjuangan working mom yang menyusui kayak doi ini, dan mahmud-mahmud caem lainnya. *aplaus*

1-2 tahun, udah setahun Adia menyusui, katanya sih udah lulus S2 ASI (gue kagak ngarti ini yang bikin istilah ini darimana dapetnya, kenapa harus "S" yang berarti "Sarjana"? Kenapa gak berdasarkan level model keripik maicih gitu, kalo 6 bulan menyusui, itu level 1. Setaun menyusui level 5. #taelah). Gigi udah tumbuh semua, bisa makan segala (ya gak segala juga sih, yang pasti gak makan orok), jadinya makin gampang. Kalo misalnya pergi makan di luar, mesen buat Adia gampang. Asal ada nasi putih, pasti dimakan. Dan intensitas menyusui juga udah berkurang, yang menyebabkan stok susu di tetek juga menurun. Di masa ini, Dewa mompa dikantor cuma buat diminum ASIPnya besok. Sampe akhirnya, makin kesini Adia udah gak mau minum ASIP (awalnya pake dot udah gak mau, disendokin gak mau, pake apa sih tuh {pipet apa yak?}yang buat ngasih obat yang dipencet terus ditetes, gak mau juga). Jadi, dia nenen kalo ada Ibunya aja. Beberapa bulan sebelum 2 taun, Dewa selalu ngasih sugesti: "Adiaaa.. Kalo nanti udah 2 tahun, jangan nenen sama Ibu lagi ya", dan setiap dibilang gitu, Adia PASTI nangis sedih sesungukan. Dan Dewa pun selalu sedih liatnya, abis itu mereka pelukan. Gue iri BANGET. Cuma bisa ngeliatin, bagaimana menyusui itu menjadi satu ritual yang sakral antara Ibu dan anak, sehingga bounding mereka sangat kuat..

>2 tahun. 101012, Adia udah berumur 2 tahun, dan Dewa udah berhasil menjalankan misinya untuk nyusuin selama rentang waktu tersebut, S3 ASI!! Sangat hebat istri gue ini (sebenernya enggak hebat juga sih setelah dia "nodong" sebagai reward udah bisa nyusuin selama itu). Udah umur 2 taun, semakin kami berusaha untuk weaning with love. Yang biasanya Dewa "dipalak" sama Adia setiap pulang kantor, ini dia kayak berusaha gak minta. Gue itu selalu gak ngerti sama batita, ternyata mereka itu lebih peka dan pintar daripada kita, secara naluriah. Somehow, sugesti "Adia nanti kalo udah 2 taun jangan nenen sama Ibu lagi, karna udah gede" itu masuk loh. Dia udah gak pernah minta setelah tau udah 2 taun. Ada beberapa momen, Adia rewel banget, semua serba salah. Kami tau itu dia lagi mau nenen, tapi gak pernah minta (ya Allah mudah-mudahan ini anak gini juga pas udah gede, gak minta duit. Amien). Sampe akhirnya kadang Dewa udah kasian terus nawarin: "Adia mau nenen??", dengan semangatnya dan kegirangan.. "MAAAUUUU". Tapi pas lagi nenen itu, Dewa selalu masukin sugesti yang sama. Diucapkan pelan untuk mendapatkan pengertian dari Adia..

Udah sekitar 2-3 minggu ini, SAMA SEKALI gak nenen. Prestasi? Jelas itu prestasi buat Dewa dan Adia. Gue liat sendiri bagaimana perjuangan mereka untuk melepaskan ritual tersebut. Ada beberapa efek yang ditimbulkan selama gak nenen lagi, untuk kasus kami:

1. Makan tambah banyak dan minum susu sekotak kecil.
Setelah bener-bener lepas dari ASI, somehow Adia udah ngurangin makan milih-milih. Sebelumnya, dia selalu banyak makan nasi putih (favoritnya), tapi lauk suka milih-milih. Apalagi makan sayur, susahnya minta ampun. Tapi sekarang lebih mudah (gak selalu mau juga) buat masukin lauk dan sayur di setiap sendok nasi yang masuk mulut. Minum susu UHT-nya juga jadi tambah kuat. Kalo sebelumnya udah bisa setengah botol abis aja, kami senengnya minta ampun. Sekarang udah bisa abis satu kotak (yang kecil) susu UHT. *biaya makin nambah* *mana-mana financial planner*
2. Rewel harus diatasin dengan cara lain.
Pernah ada kan situasi dimana anak rewel, dengan sebab yang gak jelas kenapanya? Kalo kata orang, bahasa kerennya tantrum. Penyebab bisa macem-macem. Tapi dulu solusinya kalo lagi kayak begini, cuma satu: nenenin. Dengan sendirinya Adia bakal tenang. Sekarang udah gak bisa lagi begitu. Disaat dia lagi tantrum, kami harus sabar untuk mencari tau penyebabnya apa, dan cari solusinya bareng. Untungnya Adia udah bisa komunikasi meski cuma sebatas 2-3 kata, jadi kadang dia suka ngasih tau kenapa-nya. Pasti juga nambah uji kesabaran sebagai orang tua buat gue-Dewa, juga nambah akal juga gimana cara kalo bocah lagi rewel, dulu mah tinggal sleeeeeppp.. (kasih tetek) Adia tenang... Kalo Ayahnya, sleeeeeepppp.. (kasih tetek) *langsung ngelunjak minta yang laen*
3. Tidur.
Nah, ini yang paling seru sebenernya setelah udah gak nenen. Selama 25 bulan ini, kalo Dewa lagi ada acara dan mengharuskan dia nginep, Adia cuma bobo berdua sama gue doang. Pas lagi masa ngedot mah gampang. Sebelum bobo, dotin, dia tidur. Dan gue tau jam-jam dia bangun untuk minta susu lagi, jadi 1 jam sebelumnya ASIP udah siap sedia. Di masa dia udah gak mau ASIP, cara gue adalah ngajak Adia maen, jalan-jalan sampe dia capek sendiri, jadi nyampe rumah udah tinggal tidur, gak minta nenen, karna nengok kanan-kiri gak ada Dewa. Selama itu pula, cuma hitungan jari Adia gak bobo sama Ibunya, jadi emang udah kebiasaan, ritual nenen itu dilakukan sebelum bobo, sampe akhirnya ketiduran. Nih gue kasih tau ritme Adia kalo mau bobo sekarang:
- Bilang "Bobo", terus nunjuk lampu "ti-in ampu" (matiin lampu), nunjuk tivi "ti-in vivi" (matiin tivi).
- Kamar udah gelap, terus ngomong "Emam nasi".
- Kami keluar kamar, nyuapin 3-4 suap doang (karna emang gak laper), dia bilang "Enyaangg, bobo" (kenyaang.. Bobo) sembari nunjuk kamar.
- Cek satu-satu perlengkapan tidur. "Guing Adia?" (guling Adia?), "Emu' Adia?" (selimut Adia?), "Guing Ibu? Guing Ayah? Emu' Ibu? Emu' Ayah?". Harus lengkap semua.
- "Ibuuuu.. Citaaa" (Ibu -baca- cerita), Dewa bacain cerita ngarang-nya dia tentang binatang atau tentang tumbuhan.
- Abis diceritain, dia ngomong.. "Inum aye utih" (minum aer putih), kalo sama-sama lagi capek, hal ini selalu jadi becandaan gue-Dewa.. Salah satu dari kami pasti ada yang nanya: "Mau minum sama siapa? Ayah apa Ibu", kalo Adia jawab "Ayah", Dewa yang ngakak dan ngeledek "Ayo Ayaahh.. Anaknya mau minum, anterin sanaaaa..", dengan nada menyebalkan. Begitu pula kalo Adia jawab "Ibu", pasti gantian gue yang ngeledekin. *pasangan nyebelin*
- Beres keluar kamar, minum seadanya (emang sebenernya gak haus), Adia bakal nyanyi sepotong-potong lagu "Twinkle little star", "1-1 aku sayang Ibu", "Burung kakak tua", "Cicak didinding",  pokoknya semua lagu dia nyanyiin, sembari guling-guling ke kanan-kiri, gampar muka Ayahnya, kaki dia ke perut Ayah/Ibu-nya, pokoknya segala macem gaya deh.. Di masa ini, gue-Dewa udah pura-pura tidur.
- "Inum aye putih" lagi.
- Nyari barangnya yang sebenernya gak penting.. "Camata Adia mana?" (kacamata Adia mana?), "Neka ambing Adia mana?"(boneka kambing Adia mana?)
- "Inum aye putih" untuk kesekian kalinya.
- Udah gak nyanyi, tapi masih grasak-grusuk nyari posisi enak buat bobo.
- Diem gak grasak-grusuk, tapi ngedumam sendiri.
- Diem, gak grasak-grusuk, gak bersuara.
- Kalo udah semenit masih begini, berarti udah tidur. Fiuuuhh.. Finally.
4. "Jadwal" berantakan.
Ini nih yang sebenernya rada berat setelah Adia udah gak nenen. Yes, "jadwal" gue-Dewa jadi berantakan. Koq bisa berantakan? Gini, saat Adia masih nenen, gampang banget buat bikin dia tidur, tinggal sleeeeepp.. (kasih tetek). Beres. Kami bisa "beraktivitas" menjalankan "hobi" (hhhhmmm, gue doang sih ini kayaknya, hahahahihihipeeerrr). Nah, sekarang? Baca noh poin diatas yang nomer 3. Mau tidur aje susyeeee beneeerr.. Ya berarti emang harus ngelewatin semua fase itu dulu. Liat kalimat "Di masa ini, gue-Dewa udah pura-pura tidur"?? Kenyataannya, KAMI SUKA KETIDURAN BENERAAAAANNN...

Weaning with love itu sebenernya gampang, asal yang ngejalanin emang mengaplikasikan kata "love"nya. Emang itu sebenernya urusan antara Ibu dan anak doang, dalam hal ini, Ayah cuma bisa berada di luar lingkaran. Yang bener-bener bisa buat semuanya lancar adalah mereka. Makanya gue rada kurang setuju dengan weaning yang cenderung "maksa", kayak ngasih yang pait-pait di puting, atau cara lainnya. Pasti ada cara yang lebih halus, asal ada "kerjasama" dan bounding yang kuat antara Ibu-anak. Tapi kan orang beda gaya ya, kalo emang seperti itu cara yang dipilih, ya monggo aja. Dari awal Dewa nanya "Bun, ini gimana ya nanti stopin Adia nenen? Katanya susah", gue cuma jawab "Udaaahh.. Nanti juga stop sendiri, selow aja". Emang terkesan gue ngegampangin, tapi emang, IMO, itu alamiah. Sama kayak bayi yang langsung cari puting pas baru lahir. Emang itu ada caranya? Itu alamiah. Sama kayak ada air susu di setiap wanita (ada sedikit yg gak bisa karna alasan medis) yang melahirkan, itu kan alamiah juga. Ya sama ajalaaaahh... (ngomong dengan mimik ngeremehin) *langsung ditimpukin mahmud*

Dewa dulu pernah bilang, "mau bernafas" dulu kalo Adia udah berenti nyusuin. Dia mau makan makanan gak sehat tapi enak, tanpa kepikiran bakal berpengaruh apa ke ASInya nanti. Dia mau pake baju semaunya, tanpa harus mikirin gimana cara ngelepasnya kalo Adia minta nenen ditengah jalan. Dan yang paling the best banget dari weaning ini, Dewa mau nikmatin tidur tanpa kebangun ditengah malem, seperti yang selalu dia lakukan selama 2 tahun terakhir!! Go a head my wife, you deserved it!! Congrats udah bisa menjalankan misi 2 tahun nyusuin Adia.. Youre such a GREAT MOM!! *cium tangan*

Akhir kata, kalo ditanya "Apa sih yang paling berpengaruh ke elo setelah Dewa-Adia udah berhasil Weaning with Love??", akan jawab dengan lantang dan berteriak kencang: "AKHIRNYA BALIK JUGA BARANG GUE SETELAH 2 TAHUN DIPINJEM SAMA ANAK!! YEEEESSS!!"

"APA LU?? NGAJAK BERANTEM??", dengan wajah bengis. Adia, 25 bulan, S3 ASI

Rabu, 07 November 2012

Setaun ngeblog.

7 November 2011, untuk pertamakalinya ngeblog dengan judul "Blog ini punya saya!!".

Gue gak pernah punya diary dari kecil. Bukan "diary" abal-abal yang suka nulis profil orang lain gitu yak. Jauh sebelum ada friendster, "diary" itu sering dipake buat ngasih profil diri dan testimoni ke pemegangnya. Dulu kan ada tuh "Isi diary gue dong, sama kesan-pesan yaaa". Sampe pernah liat temen isi "diary" salah satu cewek. Nama: XXXX Hobi: YYYY Pesan: Tetap cantik yaaa. APPPPAAA INI??!!

Bukan "diary" gitu ya maksudnya. Tapi lebih ke yang kalo nulis, awalnya "Dear Diary,". Yang isinya curhatan sehari-hari. Semua dituangin dalam satu buah buku. Fungsinya? Selain buat menumpahkan isi hati (yang mungkin gak bisa diceritain ke orang lain) biar rada lega, buat bahan ketawaan kalo baca ulang (karna flashback memory itu kebanyakan buat diketawain) itu juga ternyata bisa membuat kemampuan menulis jadi bagus. Dewa itu dari kecil hobinya emang nulis diary, semua kejadian dalam hidupnya selalu dicatat dalam satu buah buku kecil (yang sebenernya rada berisiko dengan tingkat kecerobohan kayak dia, buku itu akan mudah berpindah tangan), jadi disaat dia bikin blog, ya tulisannya bagus dan enak dibaca (rada gimana sih mengakui kemampuan istri sendiri, tapi sudahlah..). Sering banget banyak orang yang gak dia kenal, maupun yang gak kenal Dewa, itu selalu memuji isi blognya (nyebelin dengernya). Oh iya, dia juga seneng bikin cerpen atau novel. Waktu kecil sering kirim cerpen tulisannya sendiri ke majalah BOBO dan bacaan anak lainnya. Belom kesampean nulis novel (mudah-mudahan ada jalan), tapi kalo pun ada kesempatan, sangat mendukung dia buat bikin semodel "50 Shades Of Grey". Dia bagian kisah cintanya, nah, gue bantuin deh sisi erotisnya (baca: cita-cita jadi sutradara pelm bokep).

Gue bikin ini juga gara-gara terlecut banyak banget yang muji blog si istri. Rasa gak mau kalah dan aroma persaingan lalu dihembuskan. Tepat setaun yang lalu, lahirlah andhikaakbar.blogspot.com. Tapi emang dari kecil gak biasa nulis diary (karna biasanya cerita aja sama orang, makanya banyak yang tau rahasia-rahasia terdalam gue didalam hidup, kayak hobi maen bola, atau pecinta Liverpool. *RAHASIA APA INI??!!*), apalagi nulis cerpen/novel. Baca sih seneng, apalagi cerpen/novel karangan Enny Arrow (jangan pada googling ya ini siapa). Imajinasi waktu kecil gue tumpahkan bukan ke tulisan, tapi ke robot-robot-an. Sering bikin banyak skenario berantem gitu. "Hei kamu, kamu telah membunuh temanku", kata robot A. Terus dibales sama robot B: "Kalo iya, memangnya kenapa? Sini kamu maju!!". Ciaaaattt.. Terus berantem deh tuh bedua. Ya gitu makanya, umur makin gede, makin ngeres otaknya, robot-robot-an yang dulu di bikinin skenario, jadinya pengen di skenariokan ke orang dewasa. Gak bisa jadi sutradara pelm bokep, ya lampiaskan aja bikin banyak skenario sama istri (bentar, bentar, ini lagi bahas apa sih, koq larinya kesini?).

Kalo dibandingin sama blog punya Dewa, secara kualitas tulisan, masih jauhlah gue levelnya. Blog ini mah cuma asal-asalan doang, gak pake tehnik nulis, cuma pengen nuangin apa yang menjadi opini, apa yang pengen disharing, apaan aja isi yang ada di otak dan pengen diubah dalam bentuk tulisan. Jadinya, ya gini, BLOG GAK JELAS!! Hahaha. #taelah

Tapi, udah setaun blog ini aktif, seenggaknya seminggu sekali gue coba nyempetin ada New Blogpost ditengah kesibukan pekerjaan (biar kesannya sibuk aje), itu gak lain dan gak bukan adalah karna adanya kata-kata yang bikin semangat:
"Blog elo baguuuss.."
"Tulisan-nya lucu deh.."
"Bikin dong yang tema-nya blablabla.."
"Tiap elo update blog, gue baca terus loh.."
"andhikaakbar.blogspot.com itu BLOG TERBAGUS yang pernah ada.. *standing applause*", (oke, kalo yang ini keliatan banget gue lebih-lebihin)

Diantara semua itu, sebenernya yang paling bikin semangat adalah para pembaca yang gak ngasih tau, kalo ternyata mereka baca blog gue. Kalo ke beberapa acara kumpul sama temen, lagi cerita-cerita, eh tiba-tiba dia nyeletuk: "Itu waktu elo ke Aussie, gimana visa, dll? Terus Adia gimana?". Gue tanya, "Lah tau darimana?". "Kan gue baca blog elo", katanya. Padahal gak pernah dia komen di blog atau di status facebook atau reply di twitter (maklum, kalo ada newblogpost, langsung caper posting di semua socmed, hahaha). Dan ternyata gak cuma sekali-dua kali doang nemu kejadian begitu.. Yaaaa 3 kali lah.. (DIKIT DONG BERARTI??!!).

Tapi, serius, selama masih banyak yang baca ini blog, selama itu pula bakal terus aktif. Selama itu pula, tema didalamnya akan semakin beraneka ragam. Bahas kehidupan serta perjalanan The Akbars (Bagol-Dewa-Adia)? Oke. Bahas hal sensitif kayak agama? Ayo. Bahas tentang "topik dewasa"? Yuk banget. Atau bahas hal gak penting?? ITU MAH SELALU!!

Dear diary,
Udah setaun aja kamu nemenin hari-hari aku selama ini. Makasih ya untuk waktunya, udah jadi pendengar yang baik, udah mau dengerin semua curhatan aku, keluh-kesah aku, bahkan desahan aku.. Happy anniversary ya darling... *cium* *buka celana* *padahal belom tau si diary ini cowok atau cewek* *bodo ah yang penting kasih sayang*

So, kalo mau waktu terbuang percuma, tinggal klik aja www.andhikaakbar.blogspot.com yaaaa...

DIJAMIN GAK BERMANFAAT!! HAHAHA

Senin, 05 November 2012

Dulu kayaknya keren deh..

Pernah gak flashback ke masa lalu, ada momen dimana elo merasa keren banget pas ngelakuinnya, tapi sekarang, kalo elo pikir, dengan spontan ngomong "What theeee...!!". Karna emang enggak banget.. Pertegas dengan nada gaul "IIIHH.. ENGGAK BANGET DEH LOOHH".

Ada beberapa "kekacauan" yang pernah gue lakukan jaman dulu.. Mari uraikan menurut urutan waktu, biar lebih afdol dan terlihat bagaimana seorang manusia mengalami "evolusi".. *lu kate monyet*

1. Jaman Sekolah Dasar.
- Maen bola pake celana basket.
Tau jenis celana basket gak, yang gombrong gitu, selutut? Gue pake itu buat maen bola. Pasti banyak yg komen gak papa, wajar, namanya juga celana olahraga. Dulu juga mikirnya, "Namanya juga atlet, bebas-bebas aja, keren malah". Tapi coba tolong berpikir lebih jernih.. Adakah pemain sepakbola yang celananya sampe selutut?? EMANG BIAR SYAHWAT KETUTUP JUGA??!!

YA AMPUN!! TERNYATA PAKE TOPI KEBALIK JUGAAAKK!!!
 - Nembak cewek pake surat lewat pos.
Dulu sempet suka sama 1 cewek sekelas. Oleh 2 kakak perempuan (yang nyebelin dan mau mempermalukan adik laki bungsunya), dianjurkan untuk mengungkapkan perasaan lewat surat. MEREKA YANG NULIS ISI SURATNYA!! Mereka bilang: "Keren tau, romantis pake surat gini". Dan gue percaya.. *narik napas panjang, keluarin dengan cepat*
- Bikin kode "tutuwot tutuwit" di keramaian.
Kode itu biasanya digunakan sama temen komplek kalo ajak maen. Misalnya, gue lagi di kamar, temen gak perlu manggil "Bagoool.. Bagoool.. Ayo maeeen..", tapi mereka tinggal menggabungkan dan mengepalkan telapak tangan sedemikian rupa (bingung juga kalo lewat tulisan gimana bentuknya, bayangin aja dah yak), terus tiup itu kepalan tangan dari sela antar kedua jempol. Nanti akan berbunyi "tutuwot.. tutuwit". Nah, gue sering banget begitu kalo lagi di keramaian, misal di mall. Gue pikir ya keren aja kayak orang-orang bersiul. Tapi suaranya lebih kenceng. Wajar kalo setiap begitu, "Plaaaakk", dikeplak sama Kakak..
- Rambut belah tengah.
Ini yang paling.. paling menjijikkan. Rambut belah tengah, dengan samping-samping rambut ditipisin, gaya skin, kalo jaman dulu bilangnya. Terus, kalo setiap gerak atau jatuh kedepan itu rambut, dengan coolnya, tangan kanan menyibakkan belahan rambut sebelah kanan dan tangan kiri menyibakkan belahan rambut sebelah kiri, BERBARENGAN!!! *muntah*

Set dah itu rambut.. *gue yang tangan kanannya di gips*
2. Jaman Sekolah Menengah Pertama.
- Ngebokep rame-rame.
Dulu itu akses gak banyak kayak sekarang. Harus nunggu rumah sepi, gak semua punya mesin laser-disk atau video. Sekarang kan internet udah gampang, di HP juga bisa. Dulu kalo gak berani nonton bokep, selalu dicengin, "Homo lu ya??!!", jadinya sekali nonton ya rame-rame (bisa 8-10 orang). Kalo dipikir ulang, sekarang ngebokep rame-rame, 8-10 orang kayak dulu... JUSTRU ITU YANG HOMO, NGEHE!! (gak maksud diskriminasi, kenal sama beberapa homo dan berteman sama mereka gak masalah)
- Tawuran paling depan.
Saat itu yang ada dipikiran: "Anjir, keren nih gue, jadi tim yang mancing musuh, paling depan, memprovokasi". Setelah sadar sekarang-sekarang ini... GUE ITU TERNYATA JADI TUMBAAALL!!!
- Musik Grindcore.
Jaman SMP juga udah mulai suka sama yang namanya musik. Dulu milih genre Grindcore (yang vokalisnya gak kedengeran ngomong apaan, kedengerannya cuma "Wwwoooooaaa" dengan suara serak, atau mendesis seperti suara ular). Ke Kramat Jati Indah nyari lambang salib dibalik, jait di tas, topi, dll. Dan saat itu, yang ada di pikiran adalah "Gue adalah cowok yang paling cowok banget!!". *minum darah ayam*
- Baju gombrong, bagian dimasukin celana, bagian belakang dikeluarin.
Ini GAYA PALING "WHAT THEEE..!!". Karna udah sering maen ke mall sama temen-temen, berpakaian seperti inilah yang jadi andalan gue. Saat itu berpikir keren banget baju gombrong (dulu ada 2 baju Billabong andalan), bagian depan dimasukin ke celana. Nah, bagian belakangnya sengaja dikeluarin, jadi kayak membentuk sayap kecil. Astaghfirullah.

3. Jaman Sekolah Menengah Atas.
- Buka kaca mobil, muterin Taman Situlembang, nyetel musik Britpop superkeras.
Tau Taman Situlembang kan ya? Dulu itu tempat tergaul masa SMA. Seluruh anak gaul Jakarta nongkrong disitu pada jamannya, beres sekolah ataupun pas weekend. Dulu SMA bawa mobil kesekolah (mobil pinjem ortu tentunya), suka kesana sama temen ramean. Sebelum parkir, ritual yang kami lakukan adalah keliling 3-4 putaran (mirip sa'i-lah kalo orang naik Haji), ya itu tadi, setel tape sekencang-kencangnya. Pernah sebel gak sama pedagang susu keliling, tukang walls, atau odong-odong yang lewat depan rumah dengan suara keras? GUE LEBIH PARAH ANNOYING-nya DARI MEREKA..
- Pake pantofel ke sekolah.
Cuma satu kalimat: "MAU KE KONDANGAN LU??!!!"
- Jambang panjang melintir.
Karna dulu salah satu anak indies, maka rambut miring adalah kewajiban. Dan jambang panjang adalah bonus. Dulu jambang gue panjang bener, bisa dililitin ke belakang kuping, sampe nembus ke depan lagi lewat bawah kuping.. Soalnya kalo gak dililit ke belakang kuping, itu jambang larinya kesamping kayak talang aer. Kalo sekarang rambut gue begitu.. Diliat sama orang.. Pasti ditanya.. "UDAH BERAPA LAMA KELUAR DARI GROGOL?".

Melintir udah kayak orang nahan berak di WC umum..
- Punya band covering Oasis, jadi vokalis.
Tau Liam Gallagher? Yoi, vokalis grup musik Oasis dari Inggris. Gue salah satu Liam-Wannabe banget. Beliau bisa dibilang, salah satu "Hero"lah dalam hidup. Pas kelas 1, ada pensi di sekolah. Ajak temen-temen buat manggung disana, bawain lagu Oasis, "Cigarretes and Alcohol" sama "Digsy's Dinner". Gaya udah (menurut gue sih) super keren. Pake kemeja lengan panjang biru muda, celana putih, sepatu kets, bawa kecrekan, plus pegang botol aqua, super mirip sama Liam. Di panggung-pun udah sengak.. Gaya menyanyi rada ngedongak keatas, bibir nempel di mic (yg ngarah kebawah), tangan dua dibelakang. Bedeeeehhh.. Tibalah lagu dimulai... Dan gue mulai bernyanyi... Temen pada nonton.. Tapi pake kapas dikuping.. Biar gak denger suara gue.. Daripada berefek ke perut mules, sariawan, dan bibir pecah-pecah?? Demi Allah, suara gue ANCUR.

Tragedi Kehidupan Terbesar Dalam Seorang Andhika Akbar
Gue nulis ini karna merasa sekarang udah berasa beneran keren?? Kagaklah..

Gue nulis ini, karna hari ini.. Rambut gue udah gak belah pantat, eh, belah tengah lagi.. Baju kalo dimasukin, ya masukin semua, keluarin ya keluarin semua.. Daaaaannn.. I'm not a rock-star..

Untung udah keburu sadar..

Sebenernya masih banyak lagi hal-hal "Dulu kayaknya keren deh.." yang pernah terjadi dalam hidup gue.. Tapiii.. Tapiii... WUUUUEEEEKKK... *tiba-tiba muntah sendiri saking eneg-nya*

Kamis, 01 November 2012

Big Reds Depok

Buat semua fans Liverpool di Indonesia, pasti tau kalo ada satu komunitas yang bernama Big Reds. Komunitas ini seinget gue tahun 2000an awal terbentuk, tapi baru dapet embel-embel "Indonesia Official Liverpool Supporters Club" langsung dari Inggris itu pertengahan tahun 2000an, dan Presiden pertamanya Mas Andhika (bukan Akbar. Kalo Andhika yg nama belakangnya 'Akbar', itu biasanya Kang Sayur. #taelah).

Gue sangat cinta sama Liverpool sejak taun 95an (jaman duet striker Fowler-Collymore berjaya), tapi pas SMP-SMA-kuliah, sangat jarang nemu temen yg "sealiran". Temen mayoritas pendukung MU kalo Liga Inggris (perlu diterusin kagak nih yang bagian nyinyir-nya?? *tahan, tahan, tahan*). Atau banyak yg pecinta klub Italy/Spanyol, dimana gue gak begitu peduli sama Liga lain diluar English Premier League( EPL).
"Terkadang.. Gue merasa sungguh kesepian dalam membela tim ini.." *naooonn*

12 tahunan gue merasa "sendirian" dukung Liverpool, sampe akhirnya gawe penempatan di Bandung taun 2007. Ada temen kampus namanya Heikal, sesama pecinta klub ini, dia udah jadi member Big Reds regional Bandung, dan ngajakin nonton bareng (nonbar). Jadilah waktu itu gabung waktu partai Liverpool vs Chelsea (Torres debut di EPL dan langsung golin), di salah satu cafe di Dago (lupa nama-nya apa, yg sebrang Hanamasa. *maklum bukan anak gahul*). Saat itu juga daftar jadi member, sering ikut nonbar dan maen futsal. Ternyata, BANYAK juga pendukung Liverpool loohh.. *gak nyangka* *makasih ke Heikal yang udah memperkenalkan* *selipin amplop isi ceban 2 lembar*

Singkat cerita, kebersamaan gue dengan member Big Reds Bandung gak lama, karna harus balik ke Jakarta Untuk menghadapi pemecatan. #taelah. Dan mulai "ngilang", gak aktif pula sama Big Reds Jakarta. Pernah nonbar sesekali kalo lagi bigmatch, dari mulai "markas" masih di Setiabudi, sampe di Senayan. Ya cuma gitu aja, mungkin karna faktor rumah di Kramat Jati, jadi cukup jauh juga kalo mau gabung di kegiatan mereka. *sebenernya malu sih gabung karna saat itu lagi sering jadi pengangguran*

Pindah ke Kelapa Dua, makin jauh lagi dari "markas" baru yg biasanya di KFC Gunawarman atau Es Teler 77. Cuma pasrah dan cenderung iri sama temen-temen Big Reds lain yg suka ngumpul dan "sembahyang" bareng-bareng.. (nonton Liverpool itu buat gue seperti "sembahyang", dosa kalo dilewat. Ada 2 pertandingan yang pernah gue posting di blog ini sebelumnya, yang bisa langsung masuk "neraka jahanam" kalo ditinggalkan:  Liverpool vs Everton sama Liverpool vs Manchester United --->> Mudah-mudahan gak salah ngasih link. Link bokep berabe nanti)

Tak dinyana (ini bahasa apaaa??!!), kira-kira setaun yg lalu, liat tweetnya @BIGREDS_IOLSC, kalo di Depok ada komunitas fans Liverpool yg namanya @TheReds_DPK. Waaaaahh.. Langsung deh gue follow akun itu, dan mulai tanya-tanya berbagai macam hal penting maupun gak penting (misal: "Min, siapa ketua RT di rumahnya Gerrard? #taelah). Harapan untuk bergabung sama temen-teman yang "seiman" seperti sedia-kala akhirnya bisa dimulai. *jengah juga hidup di tengah-tengah "kafir"*

Kegiatan pertama yang gue ikutin adalah futsal. Karna jam nonbar itu kadang gak sesuai. Gak mungkin juga ikut nonbar jam 21.00 keatas dan ninggalin Dewa-Adia dirumah sama Arini bertigaan, semua-nya cewek (pencitraan). Di futsal ini 2 orang pertama yg kenalan sama gue itu Ovi-Adri. Sebagai koordinator, mereka sangat friendly sama semua yg dateng, karna emang ini baru pertamakalinya futsal diadakan, pasti rasa canggung ada. Belasan orang ada di 1 lapangan, gak semua saling kenal. Kaku pasti. Dan mereka berusaha sangat keras biar suasana bisa cair. Mulai saat itu, sering deh gue gabung futsal, meski jadwalnya kurang bersahabat, Minggu jam 2 siang (saat itu adalah jadwal kerumah mertua, numpang-makan-gratis-sih-sebenernya).

Akhirnya kesempatan nonbar pertama dateng, kalo gak salah lawan MU di FA Cup (yang Kuyt golin), karna kick-off jam 18.30. Disitu mulai kenal sama yang laen. Karna gak tau letak "markas" di DeTong, dijemput sama Faldy ditengah jalan. Kenal sama doi sebelumnya juga via twitter, lupa darimana awalnya (apa karna sesama Padang, kenal dari berdagang? #taelah). Secara gak langsung, 3 orang ini (Ovi-Adri-Faldy) adalah yang "menceburkan" gue untuk bergabung ke komunitas The Reds Depok. *makasih ya gays* *bukan typo* *kasih amplop isi ceban-an*

Di Depok ini sebenernya ada beberapa komunitas pecinta Liverpool, tapi sama The Reds Depok ini langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, karna visinya jelas, secepatnya bergabung dan berafiliasi dengan Big Reds (karna emang dari dulu gue jadi member, tapi gak pernah bisa gabung di kegiatan mereka). Saat jeda season, ada gathering nasional Big Reds di Semarang, tanpa disangka, pada acara tersebut, akhirnya The Reds Depok menjadi regional. Mantab. BIG-REDS REGIONAL DEPOK.

Dari berbagai macam kegiatan yang dilakukan, ada 3 yang gue ikutin. Pertama, "sembahyang" di "tempat ibadah" Ayamqu Margonda (dengan syarat, kickoff gak jam 21.00 keatas). Kedua, Fun Futsal di Golden Stick, Kelapa Dua hari Rabu 20.00-22.00. Ketiga, Sepakbola Ceria, di Lapangan Kujang Cijantung hari Minggu jam 15.30-18.00 dilatih oleh Coach Anshorie. Ada satu alasan kenapa gue sering ikut 3 kegiatan tersebut. Karna DEKET DARI RUMAH!!! *ngakak* Ini ngehe banget emang. Tapi bener, kalo misalnya diadain di Sawangan atau Margo City sono-an lagi, misalnya, belom tentu gue ikutan.. *oportunis ngehe*

Waktu pindah rumah, gue pernah bilang sama Dewa: "Bun, aku mau gabung di satu komunitas deh, biar nambah temen". Sempet iri soalnya ngeliat istri kerja di kantoran, yang mana bisa ketemu sama banyak orang tiap hari, dan nambah temen dengan mudahnya (makanya follower dia di twitter lebih banyak. *alasan*). Lah gue? Kerja di kantor sendiri, duduk manis didepan komputer. Karna kantor numpang di ruang tamu rumah ortu, jadinya tiap hari ketemu-nya Ayah-Mama-Dewa-Adia-Arini mulu. Meski udah punya Kerjaan Enak (colongan lagi ngasih link), pasti ada-lah pasti kurang-nya, gak pernah sempurna. Karna pada intinya gue sangat senang bersosialisasi. Dengan bergabungnya gue dengan Big Reds Depok, ternyata bisa lebih dari sekedar nambah temen...

Disini.. Gue bisa "sembahyang" dengan manusia yang "seiman"..
Disini.. Gue bisa kenal dengan "keluarga" baru yang "berdarah" sama..
Disini.. Gue bisa menjalankan hobi yang sudah lama "mati suri", maen futsal-sepakbola..

Disini.. Gue bisa sedih bareng kalo Liverpool kalah..
Disini.. Gue bisa seneng bareng kalo Liverpool menang..
Disini.. Gue bisa ketawa bareng mereka apapun kondisinya..

Disini.. Yang terpenting.. Gue bisa bernyanyi dengan suara lantang..
When you walk through a storm
Hold your chin up high
And don't be afraid of the dark.
At the end of a storm
Is a golden sky
And the sweet, silver song of a lark.
Walk on, through the wind,
Walk on, through the rain,
Though your dreams be tossed and blown.
Walk on, walk on with hope in your heart,
And you'll never walk alone,
You'll never walk alone.


WALK ON BIG-REDS DEPOK!!

Gambar diambil dari ava- @BIGREDS_DEPOK