Jumat, 25 September 2015

#RodgersOut

Dari dulu, seumur-umur jadi pendukung Liverpool, semua Manager selalu gue bela, kecuali Roy Hodgson. Mereka mau bikin kesalahan kecil atau gede, support selalu sepenuh hati. Begitupula dengan Brendan Rodgers. Waktu musim pertama dengan tiki-taka ala Swansea City dan belum sepenuhnya bisa dijalankan oleh para pemain, gue selalu membela beliau, dari para Fans Glory Hunter Liverpool yg mau perubahan instan. Pembelaan itu terbukti di musim kedua, waktu Liverpool meledak dengan formasi 4-4-2 diamond, trio Sterling-Sturridge-Suarez sangat menyeramkan dan nyaris menjadi juara EPL, kalo Gerrard gak mengacaukan itu semua -_- Musim ketiga sebenernya adalah musim pembuktian bagi Rodgers, dengan pembelian masif di berbagai sektor, tapi ternyata butut. Gue nulis disini: Evaluasi Liverpool 2014/2015.

Jadi dari musim lalu, seharusnya Rodgers sudah di cap GAGAL, dengan excuse Suarez dijual dan Sturridge cedera-pun. Rodgers tidak dapat mempertahankan permainan menyerang seperti musim sebelumnya, formasi juga acak-acak-an. Sangat bagus saat bermain dengan 2 striker, tapi selalu memaksakan 1 striker tunggal, baik dalam formasi 4-1-4-1, 4-2-3-1, maupun 4-3-3 formasi favoritnya sepanjang masa. Padahal punya Balotelli, Borini, Lambert, Sturridge. Malah Sterling dijadiin striker. Auk ah gelap.

Di link yang tersebut, sudah jelas musim ini tetep Rodgers aja yg pegang tim, kesempatan terakhir buat dia membuktikan kalo gue, dan banyak pendukung Liverpool lainnya yang salah, dia yang benar. Dia memang pantas menjadi Manager di klub tercinta ini. Pembelian pemain menunjukkan ambisi tersebut. Akhirnya membeli kiper pelapis berkualitas bagus dalam diri Adam Bogdan. Nathaniel Clyne membuat sektor bek kanan aman dengan kualitasnya. Ditambah pembelian Firmino-Ings-Benteke yg semakin memperlihatkan Rodgers menginginkan permainan menyerang untuk musim ini.

Musim dimulai, 2 kemenangan plus 1 seri tanpa kebobolan membuat harapan pendukung Liverpool agar tim lebih solid dalam bertahan, mulai menimbulkan secercah harapan. Padahal mah golin juga cuma 2, kemenangan dengan permainan pas-pasan sepanjang laga, itu juga lawan Stoke sama Bournemouth. Seri lawan Arsenal juga udah bagus karna kenyataan-nya, hampir sepanjang laga, Arsenal tampil dominan.

Tamparan keras buat pendukung Liverpool yang mulai terbuai akhirnya terjadi di pekan ke-4, saat menjamu Westham di Anfield. Dipermak 0-3!! Gokil. Jujur, gue gak nonton gimana pertandingan-nya karna malem persiapan buat Bali Marathon 2015. Jadi gak bisa evaluasi, cuma bisa geleng-geleng kepala kenapa bisa dibantai, kenapa Coutinho sampe kena kartu merah, dimana pemain seperti dia bukan tipe pemain keras, tapi mungkin karna frustasi dengan permainan dirinya, atau tim.

Baru di 4 pertandingan berikutnya gue bisa mengevaluasi, kenapa Rodgers seperti sudah kehilangan akal dalam menangani Liverpool musim ini..

Lawan Manchester United.
Diambil dari www.thafcc.wordpress.com
Sewaktu pengumuman starter keluar, gue sangat antusias melihat susunan pemain. Mignolet, Clyne, Gomez, Skrtel, Lovren, Can, Milner, Lucas, Firmino, Benteke, Ings. WOOWW!! Rodgers mau coba maen 4-4-2 diamond lagi. Bahkan, formasi yg ditampilkan di tivi-pun 4-4-2 diamond. Tapi apa yang terjadi? Rodgers maen 4-3-3 saat menyerang, dan 4-1-4-1 saat bertahan. Ings-Firmino ditaro dipinggir, membuat permainan mereka sama sekali gak berkembang. Firmino bukan tipe pemain yg berlari sambil menggiring bola, Ings mirip Borini, minim kemampuan dribbling, tapi sebenernya finisher handal. Rodgers Tidak Menempatkan Pemain Di Posisi Asli-nya Dan Menggunakan Formasi Tidak Pas.

Lawan Bordeaux.
Diambil dari www.bbc.co.uk
 Di laga ini, karna mungkin udah puyeng, dia balik pake formasi 3-4-2-1, yg membuat dirinya "dipertahankan" oleh pihak klub, dengan hasil yg lumayan memuaskan. Meski menurunkan banyak pemain cadangan (plus pemain muda), juga di bench, tapi cukup menarik perubahan yg dilakukan. Karna menunjukkan dia sadar di pertandingan sebelumnya melakukan kesalahan. Tapi ternyata belum ada perubahan signifikan, apalagi saat Toure cedera, Can harus turun jadi salah satu back three, Rossiter-Chirivella handle lini tengah, 2 pemain muda bertubuh mungil -_- Bukan mereka-nya yg menjadi kesalahan Rodgers dalam pertandingan ini, gue sih seneng kalo ada pemain muda dikasih kesempatan main. Gol hoki Lallana-pun hadir saat mereka berdua main. Pergantian pemain yg membuat gue bingung. Origi diganti Ings. Oke, mungkin Origi kecapean jadi lone striker. Striker, diganti striker, gak ada perubahan skema. Pergantian terakhir doooonnng. Rossiter diganti Brannagan!! Buat apaan? Padahal kalo mau "membunuh" pertandingan, bisa masukin Firmino, Can naekin jadi pemain tengah, maen 4 bek. Hasilnya? Gak ada perubahan, dan Bordeaux bisa menyamakan skor. Rodgers Melakukan Pergantian Percuma Dan Tidak Merubah Skema Sama Sekali.

Lawan Norwich.
Diambil dari www.id.premierleague.com
Sebelum mulai, seneng banget Sturridge comeback. Ditambah susunan pemain yg diturunkan Rodgers. kayaknya gak PHP nih 4-4-2 diamond dimaenin. Eh, 3-4-1-2, Can jadi bek -_- Okelah, rasa kecewa masih bisa tertutupi dengan liat duet impian: Sturridge-Benteke. Tapi koq maen masih gitu-gitu aja. Malah Norwich yg keliatan semangat dan penuh determinasi, apalagi abis Ings golin. Rodgers kembali mengulang kesalahan di 2 pertandingan terdahulu. Sturridge keluar, Lallana masuk, gak mau menang apa. Satu-satunya pergantian positif adalah saat Lucas keluar diganti Firmino, menit 72. Langsung semua kesalahan yg dia buat coba diperbaiki. Formasi langsung berubah menjadi 4 bek, dan Firmino sangat support Ings didepan. Liverpool sangat mendominasi di 18 menit terakhir tersebut. Norwich hanya dapat bertahan dari gempuran. Tapi gak cukup waktu untuk kembali membobol gawang lawan. Rodgers Telat Bereaksi Dan Melakukan Perubahan. 

Lawan Carlisle.
Diambil dari www.telegraph.co.uk
 Ini pertandingan gak disiarin, mau streaming juga gak bisa. Tapi liat susunan pemain yg diturunkan, cuma Adam Bogdan dan Joe Allen aja pemain "cadangan" yg jadi starting 11. Di bench-pun masih ada Ibe, Coutinho, Origi, kalo situasi "diluar kendali". Sebenernya gak perlu sampe begini, karna lawan hanya anggota dari League Two, kasta ke-empat piramida sepakbola Inggris. Maen di Anfield pula. Lawan Bordeaux aja hampir semua pemain cadangan plus pemain muda koq. Terlihat di sini Rodgers udah mulai panik akan posisinya. Eh, ternyata malah seri 1-1, dan cuma menang adu penalti, itu juga karna kemampuan individual Bogdan. Aduh, pusing. Rodgers Udah Gak Jelas Mau Ngapain Lagi Di Tim.

Dari 4 pertandingan tersebut, udah waktunya gue melakukan hal yang sangat jarang, yaitu meminta klub mengganti Manager secepatnya, sebelum semua terlambat. Udah banyak kesempatan yg diberikan kepada Rodgers, 4 pertandingan diatas sih cuma klimaks-nya aja dari rasa frustasi gue sebagai pecinta Liverpool.

Iya tau, memang gak akan menjamin apapun misalnya diganti dengan Juergen Klopp atau Carlo Ancelotti yang santer diberitakan akhir-akhir ini, Liverpool akan mendapatkan hasil positif kedepannya, tapi setidaknya Manager baru akan membawa gairah yang berbeda didalam tim, dan yang paling penting, ADA PERUBAHAN. Setiap perubahan, menimbulkan harapan baru.

Ones that needed by every Liverpool Fans,
HOPE. 

Diambil dari www.theguardian.com
#RodgersOut

1 komentar: